Dalam bekerja, kita selalu memiliki target untuk dicapai. Target-target ini tentunya yang akan mendorong kita untuk terus selalu produktif. Produktifitas yang tinggi biasanya akan menghasilkan kinerja yang diharapkan juga, tapi apa jadinya apabila target yang harus dicapai ternyata tidak sesuai harapan. Tidak dipungkiri hal tersebut bisa menjadi salah satu factor stress kerja. Bagi sebagian karyawan percaya melepas kepenatan kerja dan stress dapat diredakan dengan menggunakan waktu diluar kerja untuk melakukan aktivitas yang kita sukai baik sendiri ataupun dengan keluarga dan kerabat dekat. Dengan demikian, keseimbangan antara dunia kerja dan dunia diluar kerja menjadi hal yang diperhatikan bagi beberapa kalangan.
Pekerjaan dan kehidupan pribadi memang memiliki peranan yang cukup penting. Karena adanya kesadaran ini, istilah work-life balance sering muncul atau topik yang cukup sering dibahas oleh kalangan pekerja atau karyawan. Beberapa orang menyadari work-life balance ini menjadi penting untuk di perhatikan guna menjaga produktifitas selama bekerja tetap optimal, tetapi bagi sebagian orang hal ini justru dapat menghambat dalam efektiftas waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan. Lalu, work-life balance ini apakah cocok untuk diaplikasikan kepada kita yang sedang merintis karir ?
Merintis karir memang tidak semudah ketika kita berada di bangku sekolah yang segalanya sudah difasilitasi untuk dapat mengetahui suatu pengetahuan atau hal yang baru. Dalam dunia kerja, khususnya bagi kita yang sedang merintis perlu sekali untuk meningkatkan kemampuan kita diluar apa yang dipelajari disekolah sehingga secara tidak langsung waktu kita dalam bekerja menjadi lebih padat karena banyak hal yang harus dipahami dan dipelajari secara mandiri. Dengan demikian, waktu yang kita miliki dalam kurun waktu satu hari atau setara dengan 24 jam menjadi lebih banyak dihabiskan di kantor atau tempat kerja. Kehadiran work-life balance ini dirasa akan mampu untuk menyeimbangkan kesibukan kita di kantor. Berikut adalah cara untuk menyeimbangkan kehidupan dunia kerja dan diluar kerja bagi kita yang sedang merintis karir.
1. Jauhkan diri kita dari gadget
Jaman sekarang tidak dipungkiri, smartphone adalah hal yang lumrah digunakan oleh sebagian kalangan dalam menyelesaikan pekerjaan. Dengan kehadiran smartphone, memudahkan kita untuk menyelesaikan pekerjaan secara efisien. Tetapi tanpa dipungkiri hal tersebut justru dapat membuat kita bekerja secara terus menerus mulai dari mengirim email hingga membahas pekerjaan lewat group chat kapan saja, dan membuka media social secara terus menerus. Dengan demikian, waktu kita untuk berisitirahat di hari libur atau selepas jam kerja yang berkualitas akan berkurang. Nah #sobatoranye, ketika kita sudah selesai dengan pekerjaan di jam bekerja kita mari kurangi dalam menggunakan smartphone sehingga waktu istirahat kita tidak akan terganggu.
2. Tidak menunda-nunda pekerjaan
Menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan efisien juga akan membantu kita dalam mengatur waktu selepas bekerja. Tentunya hal tersebut dapat diminimalisir dengan tidak menunda-nunda pekerjaan. Menyelesaikan pekerjaan di akhir-akhir tentunya akan memungkinkan untuk menimbulkan resiko yang lain, seperti menjadi terlambat pulang atau tidak menyelesaikan pekerjaan secara optimal.
3. Berani untuk mengatakan tidak
Salah satu hal yang sulit untuk dilakukan ketika bekerja adalah berani untuk mengatakan tidak. Menyelesaikan pekerjaan kita sendiri adalah yang paling utama untuk diselesaikan, jika teman kerja meminta pertolongan kita untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya pastikan kita telah selesai dalam menyelesaikan pekerjaan kita dahulu. Dengan demikian, waktu bekerja kita tidak dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan orang lain dan waktu istirahat dijadikan untuk menyelesaikan pekerjaan kita. Tentunya jangan sampai kita menyelesaikan pekerjaan orang lain tapi mengabaikan pekerjaan utama kita.
4. Sadar pentingnya Batasan diri
Saat ini, bekerja dengan waktu yang flexible sedang ramai diperbincangkan dan mulai diaplikasikan. Tentunya hal tersebut menuntut kita secara mandiri menetapkan jam kerja kita. Pastikan bahwa kita menyadari dalam 24 jam, waktu kita dipakai untuk bekerja berapa jam dan dimulai dari jam berapa sampai jam berapa. Jika kita memutuskan untuk bekerja dari jam 9 pagi hingga jam 7 malam, pastikan kita bekerja hanya dari jam 9 pagi hingga jam 7 malam, sehingga setelah jam 7 malam kita dapat melakukan aktivitas lain diluar pekerjaan.
Dengan menerapkan work-life balance ini akan membantu kita dalam menyelesaikan pekerjaan secara lebih optimal dan efektif. Selain itu, menurut sebuah penelitian work-life balance akan menghindari atau mengurangi tingkat stress kita di kantor atau tempat kerja. Tidak dipungkiri ya #sobatoranye menyelesaikan pekerjaan dalam keadaan yang stress akan membuat kita tidak optimal.
Memulai karir itu memang merupakan ajang totalitas kita dalam mengawali langkah sebagai professional, tetapi peduli dengan kesehatan mental kita sendiri juga perlu diperhatikan ya #sobatoranye.
Comments