Sejak awal tahun 2020 ini, dampak dari virus Corona (Covid-19) telah mempengaruhi semua orang dengan kecepatan dan skala yang luar biasa. Walaupun virus Corona hanya mempengaruhi kesehatan manusia, namun efeknya juga telah mempengaruhi organisasi atau perusahaan tempat kita bekerja, bahkan sampai ekonomi sebuah negara, bahkan ekonomi dunia. Ketika anjuran Pemerintah di Indonesia, yang juga diberlakukan di negara di dunia, untuk melakukan social distancing, setiap individu diminta untuk melakukan self-distancing yang kemudian berlanjut dengan ketentuan Work from Home (WFH). Ketika ketentuan WFH ini diterapkan, beberapa perusahaan mengimplementasikannya dengan cara yang sedikit berbeda-beda. Ada yang mengharuskan karyawannya 100% tidak datang ke kantor dan bekerja dari rumah, ada yang menggilir karyawannya untuk masuk pada hari-hari tertentu saja, ada yang mengurangi jam kerja di kantor, dan sebagainya. Dampak langsung yang sudah dapat kita lihat dan rasakan adalah sepinya kantor dan pabrik. Dan hal ini secara langsung mempengaruhi keberlangsungan organisasi, terutama perusahaan dalam berbisnis.
Berapa lama keadaan seperti ini akan bertahan? Bagaimana kita menghadapi situasi ini? Bagaimana kita dapat mengatasi perubahan yang sangat cepat dan masif ini? Saya yakin pertanyaan-pertanyaan di atas sudah muncul di pikiran Anda masing-masing sebagai pemimpin organisasi, pemilik usaha, maupun karyawan biasa.
Virus Corona telah dan masih akan mempengaruhi cara kita bekerja. Walaupun banyak dari kita yang memperkirakan, dan mengharapkan, bahwa permasalahan virus Corona ini hanya muncul untuk jangka waktu yang pendek, namun banyak ahli yang mengatakan bahwa walaupun permasalahan virus Corona nya dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang relatif pendek, mungkin antara 6-12 bulan, tetapi dampaknya terhadap ekonomi dan keberlangsungan bisnis bisa jauh lebih panjang dari itu. Kalau beberapa waktu lalu dunia dihebohkan dengan Industrial Revolution 4.0 yang merubah cara industri memenuhi kebutuhan pelanggannya baik dalam bentuk produk maupun jasa, maka gangguan dan perubahan yang disebabkan virus Corona akan memiliki besaran dan jangkauan yang jauh lebih besar.
Dalam situasi seperti ini, diperlukan para pemimpin organisasi yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi perubahan yang terjadi, serta dapat memberikan rencana tindakan yang positif untuk mengatasi tantangan yang ada secara sistematis. Pelatihan-pelatihan mengenai Manajemen Perubahan (Change Management) yang pernah Anda berikan kepada para pemimpin organisasi Anda akan sangat berguna di saat ini. Secara umum perubahan yang disebabkan oleh virus Corona ini dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu perubahan di level organisasi atau perusahaan, dan perubahan di level individu.
If you ever need a Change Management skills… now is the time..!!”
Di level organisasi, beragam dampak dialami perusahaan karena permasalahan virus Corona. Dari perusahaan yang hanya terpengaruh untuk Work from Home, pengurangan jam operasional, penurunan pesanan pelanggan, penurunan jumlah pelanggan, sampai perusahaan yang harus menghentikan 100% aktivitasnya. Tergantung dimana perusahaan Anda berada dalam spektrum perubahan tadi, minimal saat ini Anda dipaksa untuk memikirkan ulang bagaimana perusahaan atau organisasi Anda berfungsi. Bagaimana bisnis dijalankan. Dan minimal ada 5 unsur organisasi atau perusahaan yang harus dikaji ulang, yaitu Strategy, Process, Structure, People, dan Culture. Perusahaan perlu mengkaji ulang strategi mereka, termasuk di dalamnya value proposition yang mereka tawarkan untuk pelanggan mereka, desain baru untuk produk dan jasa, re-segmentasi pelanggan, marketing strategy yang berbeda, termasuk target penjualan dan keuntungan yang kemungkinan besar akan mengalami penurunan signifikan. Dengan perubahan cara kerja di masa virus Corona ini, kemungkinan perusahaan juga harus mengkaji ulang bagaimana mereka menjalankan bisnis mereka, atau dengan kata lain bagaimana proses kerja berubah untuk menyesuaikan strategi dan market yang berubah. Seperti misalnya proses absensi karyawan yang bekerja dari rumah, proses pemenuhan pesanan pelanggan tanpa tatap muka, pertemuan-pertemuan yang sekarang dilakukan secara online, sampai ke proses penjulan toko kosmetik dimana para SPG yang aktif dari rumah masing-masing menawarkan produk kosmetik mereka ke para pelanggan setia mereka, untuk kemudian dikirim dengan menggunakan fasilitas jasa pengiriman.
Banyak perusahaan mulai melakukan pengurangan tenaga kerja, sehingga 3 pekerjaan yang tadinya dilakukan oleh 3 posisi berbeda sekarang terpaksa dilakukan oleh 1 posisi saja. Dan posisi-posisi baru pun bermunculan yang sebelumnya tidak diperlukan. Misalnya yang tadinya transaksi dengan pelanggan dilakukan langsung di toko, sekarang terpaksa dibentuk layanan call center yang mengakomodasi kebutuhan pelanggan yang tidak dapat datang lagi ke toko seperti biasa. Atau kalau sudah lebih canggih lagi maka akan muncul divisi e-commerce yang melayani on-line sales. Semua perubahaan itu akan mempengaruhi bentuk struktur organisasi yang ada. Dengan berubahnya strategi, proses dan struktur organisasi, dengan sendirinya akan memerlukan tipe orang dengan keahlian yang berbeda dengan jumlah yang berbeda pula. Maka proses mentransformasi karyawan yang ada untuk melakukan hal baru dengan kebutuhan kompetensi yang berbeda harus segera dilakukan. Atau untuk perusahaan dengan modal yang kuat bisa langsung mencari karyawan baru dengan kompetensi yang sesuai melalui proses rekrutmen. Sistem remunerasi juga perlu ditinjau ulang terutama dengan penerapan konsep WFH dimana kontribusi tidak diukur lagi dengan kehadiran fisik di kantor. Perubahan cara kerja, status karyawan, perubahan tuntunan kinerja dan sebagainya akan kemudian mempengaruhi budaya organisasi yang sudah ada. Perusahaan perlu duduk dan mengidentifikasi budaya seperti apa yang efektif untuk kondisi yang baru, termasuk Corporate Values yang diinginkan. Karena untuk dapat bekerja secara efektif dari rumah, maka budaya profesionalisme dan tanggung jawab pribadi menjadi sangat penting. Memang bukan merupakan hal yang mudah dilakukan untuk para pemimpin perusahaan dalam menetapkan langkah-langkah perubahan yang harus dilakukan di kelima aspek organisasi seperti yang disebutkan di atas. Namun yang lebih menantang lagi adalah bagaimana mengarahkan, mengawal, dan memotivasi seluruh karyawan yang pada akhirnya adalah yang akan melakukan semua perubahan tersebut di atas. Bagaimana para pemimpin akan memimpin proses perubahan di level yang paling terdampak, yaitu di level individu seluruh karyawan.
Pada umumnya orang akan secara natural melawan perubahan. Dengan kompetensi yang baik dalam memimpin perubahan, para pemimpin akan dapat membantu karyawannya melewati masa perubahan, meninggalkan cara lama dan menerima cara baru, dengan lebih efektif.
Dengan pengelolaan perubahan yang efektif baik di level organisasi maupun di level individu, semoga kita semua dapat bertahan dalam mengarungi badai virus Corona (Covid-19)…. Hopefully we all can Survive…
"Change Management is the process, techniques and supporting tools to manage the people-side of change to achieve the required business outcome or outcomes".
Comments