top of page
Writer's pictureFairuuz Xaviera

"Sebanyak 14% organisasi merasa puas terhadap sistem manajemen kinerja yang telah diimplementasikan"

Updated: Feb 21, 2022








Sistem manajemen kinerja yang diimplementasikan secara tergesa-gesa dapat menjadi beban bagi organisasi. Menurut survei yang diterbitkan oleh Harvard Business Review hanya 14% organisasi merasa puas terhadap sistem manajemen kinerja yang telah dimiliki sekarang. Di sisi lain, hanya 3% organisasi yang berhasil mengubah sistem manajemen kinerja sehingga berdampak positif bagi organisasi maupun karyawan. Melanjutkan apa yang telah dilansir oleh Harvard Business Review bahwa ada 4 tingkatan dari sistem manajemen kinerja:


  1. Tier one: “Needs to Go”

Sistem kinerja ini tidak memiliki tujuan yang jelas bagi individu maupun organisasi untuk mencapai visi misinya. sistem ini harus segera dicabut dan di singkirkan agar tidak membebani organisasi.


2. Tier two: “Needs Improvement”

Sistem ini dapat menghasilkan beberapa capaian organisasi. Akan tetapi sistem ini tidak fleksibel, tidak memiliki kesinambungan antar capaian, dan tidak mencerminkan apa yang dikerjakan oleh individu.


3. Tier three: “Good but Inconsistent”

Sistem manajemen kinerja ini diselenggarakan dengan penuh semangat pada tahap inisiasi, hening pada pertengahan tahun, lalu menyibukan seluruh individu pada akhir penutupan tahun. Dalam level ini masukan, skoring, dan umpan balik dilaksanakan secara mendadak dan hanya sebatas formalitas.


4. Tier four: “Strong Performer”

Di level ini, sistem manajemen kinerja dapat menyelaraskan capaian-capaian secara vertical dan horizontal. Tidak hanya itu, masukan dan umpan balik diberikan secara konsisten sehingga memotivasi individu pada organisasi.





Dengan mengacu kepada PermenPANRB 8/2021, seluruh instansi pemerintahan diharapkan untuk mencapai sistem manajemen kinerja tier four yaitu sistem kinerja yang objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan. Sistem kinerja yang diimplementasikan harus dapat mengintegrasikan target secara top-down atau cascading dan menilai secara bottom up melalui SKP masing-masing individu. Peranan dan hasil bagi setiap individu harus jelas dan terstruktur. Tidak hanya itu, pemantauan dan pengukuran kinerja dapat memotivasi pribadi serta menjadi acuan dalam pemberian penghargaan dan pengembangan. Oleh karena itu pemahaman dan penguasaan sistem manajemen kinerja sangatlah penting baik bagi organisasi, pimpinan, serta individu-individu dalam organisasi.








75 views0 comments

Kommentarer


bottom of page