Mendengar kata “ingin keluar dari comfort zone deh!”, pasti udah agak sering ya. Kata ini tidak hanya berlaku di beberapa kalangan yang sudah melakukan profesi yang professional saja, tetapi beberapa kalangan diluar professional juga sudah sering didengar seperti mahasiswa atau siswa sekolah. Sebenanya, apa sih comfort zone itu ?
Comfort zone atau zona nyaman ini banyak dimaknai dengan kondisi dimana kita tidak banyak melakukan kegiatan yang dapat mengembangkan diri sendiri atau kegiatan yang tidak menantang diri kita sehingga kita merasa nyaman dengan kondisi seperti ini. Bagi sebagian orang, berada dalam situasi comfort zone akan dirasa mengancam bagi dirinya sendiri. Sehingga bagi sebagian orang keluar dari comfort zone itu hal yang perlu dilakukan. Tetapi ada juga yang beralasan usia menjadi salah satu faktor untuk tidak keluar dari comfort zone. Menurut riset yang dilakukan oleh whatismycomfortzone.com terhadap 1500 orang secara acak, usia 34 tahun adalah puncak seseorang beradadalam kenyamanannya. Padahal usia ini dapat dikatakan usia yang cukup produktif. Banyak yang mempertimbangankan untuk dapat keluar dari comfort zone ini, ini merupakan sikap yang wajar karena seseorang akan melepaskan kebiasaan yang biasa nyaman dan mudah melakukannya. Jika seseorang tidak mempertimbangkan untuk keluar comfort zone dengan baik, bias jadi keputusannya ini membawa dirinya kepada zona suicidal zone.
Suicidal zone adalah kondisi dimana kita keluar dari comfort zone tanpa persiapan yang cukup, tidak memperhatikan tujuan kenapa harus keluar dari comfort zone, dan tanpa support system yang baik. Jelas suicidal zone ini dapat dihindari ketika kita memutuskan untuk keluar dari comfort zone. Tahapan seseorang ketika memutuskan untuk keluar dari comfort zone tentunya perlu mempersiapkan diri unutk siap belajar lebih banyak dari sebelumnya, belajar untuk lebih mengenal diri sendiri, menambah wawasan dengan membaca atau sharing dengan orang lain, dan pastinya perlu untuk mengevaluasi apa saja yang sudah dilakukan untuk menuju tujuan setelah keluar comfort zone. Tahapan ini biasanya disebut dengan learning zone.
Setelah mengaplikasikan aktivitas yang ada dalam learning zone dengan baik dan pantang menyerah kita akan memasuki kondisi growth zone. Growth zone ini adalah kondisi dimana hasil pembelajaran yang didapatkan selama learning zone, tentunya proses ini tidak memakan waktu yang cepat atau instan perlu diiringi dengan kegigihan, kesabaran, dan semangat yang tinggi. Lalu, kapan kita tahu apakah kita sudah berada di growth zone ? Ketika seseorang sudah dapat mencapai tujuan dari keluar comfort zone dan apa yang dilakukannya dapat bermanfaat untuk yang lain.
“We shall have no better conditions in the future if we are satisfied with all those which we have at present.” Thomas Edison
Comments